Masih ingatkah dengan kisah nabi Zakariyya Alaihissalam?
Beliau adalan seorang nabi ahli ibadah yang ingin sekali memiliki anak. Namun beliau sudah tua dan istrinya mandul. Allah kisahkan dalam surat Ali Imran ayat 38-40 dan Surat Al Anbiyaa’ ayat 89 dan 90.
Nabi Zakariyya Alaihissalam berdoa:
قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
(Zakariyya) berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. (QS Ali Imran ayat 38)
Dan juga
رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. (QS. Al Anbiya ayat 89)
Paling tidak dua do’a ini yang merupakan keinginan dari nabi Zakariyya ‘Alaihissalam, ingin mendapatkan keturunan yang baik yang kelak akan menjadi penerus perjuangannya meninggikan kalimat Tauhid, menyebarkan dakwah Islamiyyah kepada umat manusia.
Namun sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, usia yang tua dan istri mandul, beliau sangat yakin dengan terkabulnya do’a, sehingga tak lelah terus meminta kepada Allah Ta’alaa. Inilah kunci pertama yang harus kita miliki jika ingin terkabulkan doa kita, yaitu yakin Allah Maha Mengabulkan do’a, bahkan pada hal yang menurut nalar kita sangat tidak mungkin.
Keheranan nabi Zakariyya ‘Alaihissalam tergambar dari kalimat yang keluar dari lisannya saat malaikat mengabarkan bahwa Allah Ta’alaa mengabulkan doanya.
فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ
“Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” (QS. Ali Imran ayat 39)
Nabi Zakariyya ‘Alaihissalam merasa takjub dan seakan tak percaya,
رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
“Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?”. Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya”.
Kunci terkabulkannya do’a nabi Zakariyya ‘Alaihissalam Allah sebutkan dalam Surat Al Anbiya ayat 90:
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.”
Dari ayat di atas, ada tiga poin penting mengapa Allah perkenankan do’a nabi Zakariyya ‘Alaihissalam, dan tentunya juga menjadi motivasi agar kita mendapatkan terkabulnya doa, yaitu:
Pertama, يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ,
Senantiasa bersegera melakukan kebaikan. Tidak menunda-nunda kebaikan yang akan kita lakukan. Tidak menunda-nunda sholat, infaq, do’a, zikir, tilawah, membantu orangtua atau yang lainnya.
Kedua, وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا
Senantiasa berdo’a dengan penuh harap (optimis) dan takut tidak dikabulkan karena banyak dosa atau ada hal yang akan menuda terkabulnya doa.
Ketiga, كَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ,
Senantiasa khusuk dalam mendekatkan diri kepada Allah, rasa rendah hati dan terikat hatinya dengan Allah Ta’alaa.
Semoga kisah terkabulkannya doa nabi Zakariyya ‘Alaihissalam bisa menjadi pelajaran dan contoh buat kita semua sebagai hamba yang sangat banyak menginginkan tercapainya cita-cita, harapan dan do’a. Aamiin
Penulis: Ustaz Muhamad Furqon (Guru Quran SIT Nurul Fikri)