Skip to main content
SDSIT NURUL FIKRI

Abdurrahman Bawa Pulang Trofi Juara I di Kejuaraan FESMA

By March 13, 2013September 29th, 2017No Comments
JAKARTA – Kejuaraan FESMA atau Festival Studi Islam dan Matematika Anak Muslim berhasil diraih oleh Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nurul Fikri, Muhammad Abdurrahman Basya, yang baru saja selesai digelar beberapa hari lalu, Kamis, 7 Maret 2013 di Istora Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. “Alhamdulillah, kami dapat Juara I, padahal saat babak penyisihan nilai kita banyak tertinggal,” ujar Wakil Kepala Bidang Kurikulum SDIT Nurul Fikri, Erna Maryati, Depok, Rabu (13/3/2013). Kompetisi acara tahunan yang kedua kalinya diadakan ini diselenggarakan oleh Majalah Gontor yang bekerjasama dengan Islamic Book Fair (IBF) telah sukses digelar berbarengan dengan acara pameran buku islam di Istora Senayan, Jakarta sejak 1 – 10 Maret 2013. Materi yang diujikan sebanyak 50 persen untuk agama islam dan 50 persen untuk matematika dalam bentuk tes tulis seperti pilihan ganda, isian dan essai serta cerdas cermat. “Tahun lalu kami hanya masuk 15 besar atau semifinal dan Alhamdulillah di tahun ini kami masuk final dan Juara Umum,” tambah Erna dengan tersenyum bangga. Siswa kelas 5 yang biasa disapa Abduh ini berjibaku dengan 1200 peserta dari seluruh Indonesia untuk meraih posisi teratas. Dia pun berhasil meraih juara umum dengan perolehan nilai sebesar 700 point yang sebelumnya di babak kedua hampir tertinggal karena hanya meraih point sebanyak 400 saja. “Nah, jelang akhir kami cukup ketinggal dengan empat peserta lainnya yang sudah memperoleh nilai 500 dan 600 sementara kami masih 400 dan berhasil meraih nilai 700,” jelas Erna. Tertinggalnya Abduh di babak penyisihan saat final menurut Erna dikarenakan materi yang di ujikan banyak yang belum dimengertinya. Terlebih lagi yang diujikan kebanyakan tentang sejarah Nabi Muhammad SAW. “Karena keterbatasan waktu dimana belajar di sekolah sampai sore ditambah lagi muatan-muatan pelajaran yang sudah banyak dan berat sehingga banyak pertanyaan-pertanyaan dari Majalah Gontor tidak semua bisa dikuasainya,” terang guru matematika SDIT Nurul Fikri. Abduh berhasil membawa pulang trofi Juara I, sertifikat dan uang tunai tiga juta memang diakui belum banyak mengenal tentang ilmuan-ilmuan asing yang bukan familiar sehingga menjadi beban terberat saat tidak berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. “Ini merupakan tantangan para guru-guru di SDIT Nurul Fikri, ke depannya akan kita perhatikan,” tegas Erna disela-sela kesibukannya. Menurut guru matematika SDIT Nurul Fikri, Erna, di babak final tersebut diberikan soal pengetahuan islam dan matematika secara per regu dengan masing-masing pertanyaan sebanyak tiga soal. “Di babak awal, dia ada satu pertanyaan yang tidak bisa dijawab kemudian babak rebutan dia mengejar mengambil nilai dari pelajaran matematika. Karena dia lebih banyak mengerti tentang arti Al-Quran, ayat keberapa dan insya Allah dia bisa,” jelas Erna. Sebanyak 1.200 peserta disaring menjadi 50 besar yang kemudian di tandingkan kembali untuk mencari 15 besar lalu si saring kembali untuk maju ke lima besar yang kemuadian akan diseleksi untuk peserta yang paling terbaik. “Jangan lupa shalat dan berdoa, apapun usaha kita kalau tidak dibarengi dengan doa kalau Allah berkehendak lain maka tidak akan berhasil. Jadi tetap harus berdoa dismaping berusaha,” pesan Erna. Target sasaran FESMA adalah siswa-siswi SD (kelas 4,5,6) dan SMP (kelas 7,8,9) seluruh Indonesia dengan memfokuskan kepada sekolah Islam. Materi yang dilombakan selain matematika tentu saja terpenting adalah studi Islam (Ulumul Qur’an, Bahasa Arab, Hadist, Fiqh, Tajwid, Tarikh (sejarah) Islam, dan Tarjamah). Jika dilihat dari materi yang dilombakan, tersirat kesan jika panitia ingin menegaskan bahwa sesungguhnya ‘Sains Bukan Milik Barat’.

Leave a Reply