DEPOK – Tahun ini, AN 2021 telah dilaksanakan di satuan pendidikan di wilayah-wilayah yang sudah diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas berdasarkan penetapan pemerintah dan prokes ketat. Sebanyak 45 siswa dari SMA Islam Terpadu (SMAIT) Nurul Fikri yang dipilih oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengikuti Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang dilaksanakan pada 27-28 September 2021.

Kegiatan AKM berlangsung dalam dua hari siswa kelas 11 mengikuti tes potensi akademik, selanjutnya survei lingkungan dan survei karakter. “Alhamdulillah, telah terlaksana AKM di SMAIT Nurul Fikri dengan baik dan lancar. Pelaksanaan dilaksanakan dengan tiga sesi mengingat pembatasan jumlah siswa karena masih masa pandemik Covid-19,” terang Kepala Sekolah SMAIT Nurul Fikri, Muhammad Furqon.

Furqon menambahkan, selama pelaksanaan kegiatan tersebut dihadiri oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II yaitu Dr. Riza Pertiwi untuk meninjau pelaksanaan AKM di SMAIT Nurul Fikri.

“Selain siswa mengikuti kegiatan AKM tersebut, tenaga pendidik juga mengisi borang survei lingkungan belajar untuk melihat sejauh mana kondisi sekolah dalam perannya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencapai tujuan pendidikan nasional dalam membentuk pelajar Pancasila. Semoga hasilnya memuaskan karena menjadi cermin sekolah,” tandas Furqon.

Asesmen Nasional adalah evaluasi yang dilakukan pemerintah untuk memetakan mutu sistem pendidikan di tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah. Peserta didik dipilih secara acak dengan metode yang ditetapkan kementerian.

Pelaksanaan AN tersebut akan menggantikan Ujian Nasional Tahun 2021 yang mengukur tiga komponen utama yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar untuk menjadi tolak ukur penilaian yang lebih komprehensif untuk mengukur kemampuan minimal siswa.

Dikutip dari laman pusmenjar.kemdikbud.go.id, AKM Kemendikbud mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif para murid. Kemudian, Survey Karakter mengukur sikap, kebiasaan, nilai nilai (values) sebagai hasil belajar non kognitif dan dilakukan oleh murid dan guru. Terakhir, Survey Lingkungan Belajar mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran, serta diikuti survey adalah kepala satuan pendidikan.