Oleh: Henny
Guru Ekonomi SMA Islam Terpadu Nurul Fikri & Pembina Penegak
Empati adalah hal yang coba dimunculkan dalam setiap Project Based Learning termasuk proyek yang dirintis oleh siswi kelas X yang merupakan anggota penegak ambalan Fatimah Az Zahra. Kali ini berempati dengan kondisi sekolah sendiri.
Hal yang begitu seru saat memandu adik-adik penegak menemukan, menentukan sendiri proyek pilihan mereka secara alamiah dimulai dari tahap penemuan masalah, merencanakan dan melaksanakan aksi solusi. Pembina Pramuka berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai instruktor proyek. Benar-benar mempraktikkan coaching.
Ada lima tahapan yang dilakukan yaitu temukan, bayangkan, lakukan, bagikan dan refleksikan.
Terkait tantangan waktu karena siswa akan mengikuti kegiatan PSAS pada awal Desember sedangkan adik-adik penegak putri akan melakukan aksi pada tanggal 6 Desember 2024. Mengelola waktu antara mempersiapkan PSAS dan mempersiapkan aksi proyek.
Berikut penjelasan detail tahapan yang dilakukan adik-adik:
Tahap Temukan
- Pembina melakukan briefing kepada adik-adik Pramuka penegak menjelaskan tentang program pemberdayaan masyarakat untuk menyelesaikan syarat pramuka Garuda untuk tahun depan dan salah satu caranya dimulai dengan melakukan observasi agar ide pelaksanaan memang dari adik-adik Pramuka sampai melakukan kegiatannya, bukan dari idenya pembina. Hal ini dilakukan hari Selasa, tanggal 12 November 2024.
Adik-adik melakukan observasi dengan panduan worksheet lembar evaluasi yang didesain menggunakan canva selama 10 menit dan mengisi lembar observasi secara digital, dikumpulkan dalam spreadsheet. Tools yang biasa digunakan siswa Nurul Fikri untuk memudahkan proyek kolaborasi.
Hasil observasi siswi, ada yang menemukan kucing, melihat penampungan sementara sampah yang penuh dan butuh segera diangkut, kondisi kelas yang belum diangkat kursinya untuk memudahkan cleaning service bekerja, melihat peralatan olahraga, buah-buah yang berjatuhan, botol minuman yang tergeletak dan masih penuh isinya, mendengar suara kambing dari kejauhan dan lain-lain
- Kegiatan pasca observasi, adik-adik Pramuka melakukan validasi data dan observasi lebih lanjut dengan wawancara petugas kebersihan dan lain-lain dipandu dengan cara pengisian graphic organizer brainstorming problem secara offline hari Jum’at, 15 November 2024. Ada dua orang adik baru bergabung dan melakukan observasi (tahap 1) yaitu Khaira dan Adhwa.
- Selanjutnya adik-adik dipandu mengisi graphic organizer tentang brainstorming problem pada tanggal 19 November 2024.
Tahap Bayangkan (Tantangan)
- Proses diskusi dengan murid (Pramuka putri) dilakukan pada hari Selasa, 26 November yang dilakukan secara online, karena beda lokasi, kondisi hujan. Hasil diskusi dituliskan di dalam graphic organizer tahap 2 yang berisi tentang masalah yang ditemukan, penyebabnya apa, data pendukung, dokumentasi pendukung, dan lain-lain.
- Diskusi berlanjut pada hari Selasa, 3 Desember 2024 (murid masih PSAS), kami diskusi (Tsanaya, Salsa dan pembina) setelah ujian hari Selasa selesai pukul 12.40-13.00. Sebelum diskusi berlanjut Salsa menyusun daftar pertanyaan dan mewawancarai Pak Zaenal (salah satu petugas kebersihan kantin). Lanjut, kami langsung ke area belakang sekolah untuk memvalidasi dan ternyata benar, maka kami memfoto kondisi sampah tersebut dan melanjutkan diskusi.
Awalnya siswi menyampaikan berbagai ide tentang kegiatan untuk mengatasi sampah dengan memberikan berbicara kepada manajemen yayasan agar bisa mengatur pengangkutan sampah di sekolah, tapi pembina mengarahkan untuk mencari kegiatan/aksi lain yang berada dalam lingkaran pengaruh.
Tsanaya menyampaikan tentang pemilah sampah dan saya tawarkan untuk waktu pelaksanaannya, dan disepakati pada hari Jum’at, 6 Desember karena kelas X sudah selesai semua psas, meski jadwal kelas XI dan XII masih ujian sampai hari Senin. Jadi sasaran relawan memang kelas X.
- Hal yang dipertimbangkan adalah aksi yang berada di dalam lingkungan pengaruh murid dan karena kondisi sampah yang sudah menumpuk, butuh segera untuk ditangani.
- Solusi yang diambil untuk menjadi proyek adalah aksi pemilahan sampah oleh teman-teman Pramuka yang bersedia, jadi tidak diwajibkan tapi direkrut secara relawan.
Tahap Lakukan (Aksi)
- Proses memandu murid mempraktikkan rencana proyek.
Pasca mewawancarai dan mendokumentasikan kondisi sampah terupdate di TPS (tempat penampungan sementara) sekolah, berlanjut dengan diskusi tentang solusi yang mungkin dilakukan dan memutuskan jenis aksi, yaitu pemilahan sampah pada hari Jum’at, 6 Desember 2024 karena sudah selesai PSAS.
- Proses memandu murid berkolaborasi dengan timnya masing-masing maupun dengan rekan sekelasnya.
Yang hadir diskusi pada tanggal 3 Desember hanya dua murid, yang lainnya sudah terlanjur pulang karena masih masa ujian (PSAS). Maka kolaborasinya dilakukan melalui wa grup, grup aksi Project Based Learning.
Ada Khaira yang memberikan nama kegiatan Ecopioner dan yang lain setuju. Kemudian pembagian tugas yang dikoordinir oleh Salsa, berikut pembagian tugasnya: Ini chat murid-murid di wa:
“Jadi kita bakal beresin sampah yang di belakang sekolah, karena udah numpuk bgt. Kita ajak orang orang, nanti bagiin postingannya ke grup angkatan.
Hari: Jumat, 6 desember, jam 13.00
Sebelum itu kita bagi tugas dulu ya gais”
- Proses memandu murid menerapkan keterampilan berpikir kritis dan problem-solving.
Murid (Pramuka penegak putri) sejak awal observasi sudah dilatih untuk berpikir kritis dengan menggunakan media graphic organizer dan diskusi. Permasalahan ditemukan sendiri, kemudian brainstorming masalah yang dijadikan fokus serta mencari solusi yang berada dalam lingkaran pengaruh dan mungkin dilakukan.
Contohnya saat melihat sampah yang sudah hampir 1 bulan tidak diangkut, saya ajak berpikir, jika mau pilah sampah sebanyak ini, mungkin ga dilakukan sendiri? Atau berdua saja?
Tsanaya dan Salsa memberikan alternatif akan share kesediaan relawan di grup wa Pramuka yang seangkatan. Jadi ada putra dan putri.
- Proses memandu murid mengidentifikasi dampak proyek yang telah dilakukan.
Nah, untuk kegiatan proyek kali ini, murid-murid merasakan dampak yang berbeda. Berikut testimoni dari murid-murid setelah saya menanyakan 2 hal, yaitu:
- Apa yang adik-adik rasakan ketika melakukan aksi?
- Keterampilan baru atau pengalaman baru apa yang didapatkan?
Berikut beberapa jawabannya:
- Apa yang adik-adik rasakan ketika melakukan aksi?
- Seru, dapet pengetahuan baru, kakaknya juga asik asik
- Rasanya seru dan jadi pengalaman baru juga memilah sampah di sma, ternyata sampah anorganik harus masih di pilah lagi sesuai dengan jenisnya, kakak nya juga seru mau memberikan kita pengalaman dan pengetahuan baru.
- Saat awal mula melakukan aksi saya merasa sedikit bingung karena dari satu kantong plastik besar terdapat banyak jenis sampah yang tercampur dan saya bingung cara mensortirnya. Namun dengan bimbingan dari kakak – kakak SEMAI (Sekolah Sampah Indonesia), saya jadi lebih tenang setelah mengetahui cara mensortir sampah
- Keterampilan baru atau pengalaman baru apa yang didapatkan?
- Pengalaman cara mengolah (ternyata bisa pake maggot) dan memilah sampah sesuai tempatnya.
- Pastinya jadi tau cara memilah sampah yang benar, cara agar bikin sampah gak numpuk dan gampang untuk diolah, magot juga jadi salah satu cara kita untuk mengurangi limbah sampah organik.
- Saya jadi lebih paham tentang tahap pengolahan sampah sebelum dipindahkan ke bank sampah. Sampah yang tadinya sudah kita gunakan dan kita buang saja ternyata masih bisa dicuci dan mempunyai manfaat disalurkan ke bank sampah.
Tahap Bagikan (Aksi)
- Proses memandu murid menyusun pengalaman, pembelajaran, dan dampak proyek yang telah dilakukan.Murid dibantu menyusun pengalaman belajar dalam bentuk graphic organizer dengan format berikut rencana proyek (5W+1H), hasil proyek, refleksi proyek.
- Proses memandu murid melaksanakan proyek pada hari-H.Pembina mengarahkan murid untuk menghubungi pihak-pihak terkait seperti: Pj Pramuka (guru yang mengkoordinir pembina pramuka) yaitu Bu Denisya, Pradana putri ambalan Fatimah Az Zahra (ketua Pramuka) dengan Kak Belva dan koordinator cleaning service sekolah (Pak Agus).
Minta tolong juga kepada teman-teman di sekolah sampah Indonesia www.sekolahsampah.id untuk memberikan edukasi pemilahan sampah dan pengenalan maggot, serta penjelasan jenis sampah organik yang bisa diolah maggot.
- Proses memandu murid meminta umpan balik mengenai pengalaman, pembelajaran dan dampak proyeknya (bagi murid dan bagi lingkungan sekitar).
Umpan baliknya diminta via wawancara langsung pada saat aksi seperti ini dan pasca kegiatan via wa grup Ecopioner.
Tahap Refleksi (Perubahan)
- Murid distimulus untuk menyampaikan refleksi seperti yang sudah dilakukan dalam aksi dalam bentuk pertanyaan di wa grup, dengan pertanyaan: Apakah aksi pilah sampah hari ini memberikan dampak kepada diri adik-adik?tindak lanjut apa yang bisa dilakukan pasca aksi hari ini?
Dan berikut refleksi yang disampaikan, salah satunya oleh siswi yang menjadi relawan:
Iya kak, dengan saya terjun langsung untuk melakukan aksi pilah sampah saya jadi lebih sadar lagi untuk membuang sampah dengan benar, sesederhana dengan membuka kotak kertas makanan, meremas botol minuman, dll agar mempermudah proses pengolahan sampah nantinya . Aku tadi juga sempet mikir mungkin kedepannya bisa juga kita mengadakan acara ini tetapi dengan mengajak semua siswa agar mereka juga merasakan dampak dari kegiatan ini kak kayak tadi aku, jadi mereka sadar untuk membuang sampah secara benar, soalnya dari yang aku liat kesadaran teman-teman di sekolah masih kurang banget kak, dari yang tempat sampah khusus botol tapi tetap saja dicampur dengan sampah lain, padahal sudah diberi keterangan bahwa tempat sampah tersebut hanya dikhususkan untuk membuang sampah botol . Biar ga cuma aku doang yang mendapat impact nya hehehe, jadi kita bersama-sama melakukan konstribusi! Karena sekecil apapun usaha kita dalam memelihara lingkungan, akan berdampak besar terhadap keberlanjutan bumi kita ini jika dilakukan bersama-sama! “Small contributions can make a big difference”.
Siswa lainnya mendukung hal yang disampaikan oleh teman mereka bahwa mereka butuh mengajak murid-murid yang lain untuk memiliki wawasan cara memilah sampah agar semua murid merasakan dampaknya.
- Berdasarkan refleksi murid mendapatkan pengalaman langsung cara memilah sampah yang benar meski kondisi sampah yang dipilah adalah sampah yang sudah tercampur, bukan karena dipilah sejak awal.
Memilah sampah itu ada tahapannya dan ada prosesnya apalagi jika sampah anorganik kondisinya belum kering dan bersih, maka belum bisa digunakan untuk recycle. Jadi, memilah sampah bukan sekedar membuang sampah sesuai jenis pilahan, butuh lebih memperhatikan volume yang ditimbulkan, makanya kenapa botol butuh diremas, kardus butuh dibuka dan ditumpuk rapi.
- Rencana tindak lanjut sudah mulai muncul ketika memandu refleksi aksi (poin 1).
Rencana tindak lanjut yang sudah terpikirkan oleh murid-murid (adik-adik penegak) adalah melakukan kegiatan serupa tapi untuk seluruh murid di sekolah agar tersadarkan dan mendapatkan dampak seperti yang mereka rasakan, bahwa memilah itu penting karena mereka merasakannya sendiri cara memilah sampah.
Tindak lanjut terdekat, siswa membuat stand pameran karya tunggal pada saat pembagian rapor semester 1, selain siswa membuka bazaar makanan dan produk kain perca. Pengunjung yang datang akan menyimak kisah tentang Ecopioner dan memberikan feedback dalam bentuk form digital yang sudah disiapkan.
Bonus tambahan, proyek Ecopioner dipilih juga oleh Wardah Inspiring Teacher 2024 untuk dipresentasikan dan mengikuti pameran karya di Bandung karena menjadi bagian dari proyek pembimbingan guru terhadap P5 siswa (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Leave A Comment