Suatu saat, umar bin Khathab mengumpulkan sahabat generasi pertama untuk bersama dalam sebuah majelis, namun ia juga mengundang sahabat muda yang usianya terpaut sangat jauh dengan mereka, ia adalah Abdulah Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu yang sering disebut Ibnu ‘Abbas. Sahabat kecil ini lahir 3 tahun sebelum Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam dan sahabat hijrah ke Madinah. Artinya usia sahabat ini terpaut 50 tahun dari Rasuluillah Shallahu ‘alaihi wasallam.
Ketika para sahabat senior hadir ke majelis tersebut dan mendapati Ibnu ‘Abbas di dalamnya, mereka juga minta agar anak-anaknya dihadirkan, agar Ibnu ‘Abbas berkumpul bersama anak—anak mereka. Mengetahui kondisi tersebut, Umar bin Khattab bertanya kepada sahabat-sahabat yang senior, “Apa yang kalian ketahui tentang Surat An Nashr?”. اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ Mereka pun menjelaskan bahwa surat tersebut berkaitan dengan telah datangnya pertolongan Allah dan ditaklukannya kota Mekkah.
Umar pun menanyakan kepada Ibnu ‘Abbas apa yang ia ketahui langsung dari Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam tentang surat tersebut. Ibnu ‘Abbas menjelaskan bahwa surat tersebut berisi tentang telah dekatnya ajal kematian Raasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam. Pemahaman ini tak didapatkan oleh yang lain kecuali pada Ibnu ‘Abbas langsung diajarkan oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam. Seketika itu sahabat lain yang senior pun terdiam seraya menyesali sikapnya yang sedikit meremehkan Ibnu ‘Abbas.
Inilah sosok sahabat muda yang mulia dihadapan sahabat-sahabat seniornya. Sosok sahabat yang matang kepribadian dan wawasannya melebihi usia biologisnya. Beliau adalah sosok sahabat yang mendapatkan doa khusus dari Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam, “Allhumma Faqqihhu Fiddiin wa ‘allihu ta’wiil” yang artinya “Ya Allah Pahamkan ia (Ibnu ‘Abbas) tentang agama dan ajarkan menafsirkan Al Qur’an”.
Begitulah janji Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya, bahwa siapapun yang menjadikan Al-Qu’an sebagai pedoman hidup dan pondasi dalam berpikirnya, maka Allah akan meninggikan deratnya dengan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَاماً وَيَضَعُ بِهِ آخرِينَ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ) .
“Sesungguhnya Allah mengangkat (meninggikan) dengan kitab ini (Al-Qur’an) dan merendahkan kaum yang lain dengannya juga.”
(HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 817]
Al-Qur’an bukan hanya mengajarkan kita menjadi orang baik, namun menjadikan kita generasi unggul, generasi terbaik yang memiliki kontribusi untuk orang lain, bahkan untuk seluruh manusia dan alam semesta, dengan membaca, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an.
Allah Ta’alaa mengingatkan kita di dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 110:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.”
Leave A Comment