Gimana Caranya Toilet Training?
Toilet training adalah salah satu tahapan penting dalam tumbuh kembang anak. Tapi banyak orang tua merasa bingung—kapan harus mulai? Apa metodenya? Boleh dipaksa atau tunggu anak siap?
Tenang, artikel ini akan bantu kamu memahami langkah-langkah toilet training yang efektif, berbasis sains, dan ramah anak.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Toilet Training?
Toilet training tidak bisa disamakan untuk semua anak. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) dan Dr. T. Berry Brazelton, pendekatan terbaik adalah menunggu kesiapan anak, bukan semata-mata berdasarkan usia.

Tanda anak siap toilet training:
▪️Popok tetap kering selama 2 jam atau lebih
▪️Menunjukkan ketidaknyamanan saat popok kotor
▪️Bisa duduk, berdiri, dan mengikuti instruksi sederhana
▪️Tertarik melihat orang lain ke toilet
▪️Bisa mengatakan “pipis” atau “poop”
Biasanya tanda-tanda ini muncul di usia 18–36 bulan, tapi bisa berbeda untuk setiap anak. Jadi, penting bagi orang tua untuk mengamati, bukan membandingkan.

Metode yang Direkomendasikan: Child-Oriented Approach
Metode ini dikembangkan oleh Dr. T. Berry Brazelton dan telah menjadi pendekatan resmi yang direkomendasikan oleh banyak dokter anak dan AAP.

Prinsip utamanya:
▪️Fokus pada kesiapan anak, bukan jadwal orang tua
▪️Tidak memaksa anak ke toilet
▪️Mendorong suasana yang positif, sabar, dan suportif
▪️Menggunakan pujian sebagai motivasi, bukan hukuman

Langkah-Langkah Toilet Training yang Bisa Kamu Ikuti
Berikut 5 langkah sederhana yang bisa kamu terapkan di rumah:
1. Kenali Tanda Kesiapan Anak
Sebelum memulai, pastikan anak sudah menunjukkan tanda-tanda siap. Ini penting agar proses tidak membuat anak stres.

2. Perkenalkan Toilet Secara Bertahap
Biarkan anak mengenal potty atau toilet kecil sebagai benda yang menyenangkan, bukan menakutkan. Kamu bisa membacakan buku atau bernyanyi saat anak duduk di toilet.

3. Buat Jadwal Rutin
Ajak anak ke toilet di waktu-waktu tertentu, misalnya:
▪️Setelah bangun tidur
▪️Setelah makan
▪️Sebelum tidur
Tujuannya adalah membantu anak membangun kebiasaan buang air secara teratur.

4. Gunakan Celana Training
Transisi dari popok ke celana kain/training pants membuat anak merasa “dewasa” dan lebih sadar saat ingin buang air.

5. Bersikap Sabar dan Positif
Saat anak mengalami “kecelakaan”, jangan dimarahi. Beri dukungan dan bantu anak belajar dari prosesnya. Jangan lupa untuk memuji usaha, bukan hanya hasil.

Tantangan Umum dan Cara Menghadapinya

Tips Tambahan untuk Orang Tua
▪️Gunakan kata-kata yang konsisten (misal: “pipis”, “poop”)
▪️Libatkan anak dalam memilih potty atau celana dalam lucu
▪️Jangan mulai toilet training saat ada perubahan besar di rumah
▪️Buat suasana menyenangkan dan tidak tertekan
▪️Sediakan stiker atau reward chart untuk memotivasi anak

Toilet training adalah proses belajar, bukan ujian. Metode Child-Oriented terbukti paling relevan karena menghormati kebutuhan dan ritme anak.
Kunci utamanya adalah: siap, sabar, dan suportif.
Dengan pendekatan yang tepat, toilet training bisa menjadi pengalaman positif bagi anak dan orang tua.

 

Sumber Referensi:
▪️American Academy of Pediatrics (healthychildren.org)
▪️Dr. T. Berry Brazelton – Child-Oriented Toilet Training
▪️AAFP – American Family Physician
▪️raisingChildren.net.au