Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah sosok panutan yang Allah hadirkan ke dunia untuk menjadi teladan kehidupan, untuk nabi Muhammad shallahu ‘alaihiwasallam dan ummat Islam seluruhnya.

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ

Artinya: Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia. (Surat Al Mumtahanah ayat 4)

Beliau adalah nabi yang berhati sangat lembut, hal ini terungkap dari bagaimana perhatiannya terhadap manusia secara keseluruhan yang tertuang dalam do’a-do’anya untuk dirinya, anaknya, orangtuanya, kaum muslimin serta negerinya.

Selain doa untuk dirinya dan keluarganya, beliau juag mendoakan negerinya, kota Mekkah. Yaitu doa agar Allah menghadirkan keamanan untuk negerinya. Paling tidak ada 2 ayat di dalam al Qur’an yang menceritakan permohonan tersebut dalam doa-doanya, yaitu doa Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam di dalam surat Al Baqarah ayat ke 126

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.

Juga di dalam Surat Ibrahim ayat 35

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.

Dari kedua ayat di atas, tergambar bagaimana perhatian nabi Ibrahim ‘Alaihissalam terhadap negerinya Mekkah yang pada  saat itu masih sangat kuat cengkraman syirik dan pengaruh berhala serta penyembahan terhadap selain Allah Ta’alaa. Ia meminta kepada Allah agar negerinya menjadi negeri yang aman.

Keamanan yang utama adalah ketika sebuah negeri terbebas dari berbagai bentuk kesyirikan, penyembahan terhadap makhluk, terhadap manusia dan kecintaan yang berlebihan terhadap dunia, karena ketika kecintaan terhadap dunia berlebihan akan menjadikan manusia menghalalkan segala cara untuk menggapainya, tak peduli apakah halal atau haram, yang penting dapat ia raih dan miliki.

Rasa Aman yang didambakan oleh orang yang beriman adalah Ketika sebuah negeri terbebas dari campur aduk antara iman dan syirik sebagaimana firman Allah Ta’alaa :

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

Artinya: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk (Surat Al An’am ayat 82).

Belajar dari do’a di atas, bagaimanakah dengan kita ? Bagaimanakah perhatian kita terhadap negeri kita Indonesia yang saat ini kita ada dalamnya? Apakah ada do’a-do’a yang kita panjatkan dan perhatian yang kita berikan agar negeri tercinta ini terhindar dari berbagai bentuk kesyirikan yang memperturutkan nafsu manusia sebagai tuhan ? Saat ini, betapa banyak kemaksiatan dan kezholiman yang tersebar dimasyarakat kita akibat masih banyak penduduk negeri ini yang jauh dari keimanan yang benar? Keimanan yang masih tercampur dengan syirik dan praktek perdukunan. Banyak mengkultuskan terhadap manusia, seakan mereka tak ada dosa? Manusia lebih takut tehadap Makhluk daripada Allah Sang Khaliq.

Semoga kita bisa mencontoh nabi Ibrahim ‘Alaihissalam dalam mendo’akan negerinya agar senantiasa Allah jadikan baldatun thoyyibatun warabbun Ghofur. Negeri yang baik dan Allah mengampuni setiap warga negaranya yang beriman, aamiin.