DEPOK Palestina bukan sekadar berita. Bagi umat Islam, Palestina adalah luka yang belum sembuh. Sebagai wujud empati dan solidaritas, keluarga besar Nurul Fikri Kindergarten   Nurul Fikri Islamic School] menggelar aksi edukatif dan doa bersama untuk Palestina yang berlangsung pada bulan April ini.

April, yang selama ini dikenal sebagai bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia melalui momentum Konferensi Asia Afrika, kini kembali menjadi panggung kebangkitan nurani. Dari ruang-ruang kelas, para siswa dan guru menyuarakan semangat kemerdekaan, meneguhkan sikap untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Dalam kegiatan yang bertajuk “Free Palestine”, siswa diajak untuk memahami realitas yang terjadi di Palestina melalui tayangan video, pembacaan puisi kemanusiaan, serta sesi refleksi spiritual yang dibingkai dengan nilai-nilai Al-Qur’an.

“Ini bukan sekadar edukasi geopolitik, tetapi pelajaran tentang kemanusiaan, keberpihakan, dan nilai-nilai keadilan,” ujar Nurul Octariningsih, Kepala Sekolah, dalam sambutannya.

Ayat-ayat Al-Qur’an pun dikumandangkan sebagai pengingat bahwa perjuangan membela yang tertindas adalah bagian dari iman. Di antaranya, QS. Al-Anfal ayat 72 yang menyerukan perlindungan dan persaudaraan seiman, serta QS. Al-Maaidah ayat 2 yang mendorong umat untuk tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa.

Dengan semangat itu, para siswa tak hanya berdoa, tetapi juga berdonasi dan mengekspresikan solidaritas mereka melalui karya—poster, puisi, hingga video kampanye yang disebarkan melalui media sosial sekolah.

“FREE FREE PALESTINE, ALLAHU AKBAR!” menjadi seruan penutup yang menggema dari mulut para siswa—sebuah suara kecil dari ruang kelas, namun besar maknanya dalam perjuangan kemanusiaan global.