Bulan Dzulhijjah adalah saat dimana berita tentang ibadah haji dan qurban sering kita dengar dan jadi bahan pembicaraan. Tak sedikit sahabat, kerabat atau tetangga kita yang mengundang untuk menghadiri acara tasyakuran haji dalam walimatussafar. Atau juga pengumunan pengumpulan dana untuk qurban di sekolah atau di masjid. Bagi sebagian orang, ibadah haji atau qurban bisa jadi bukan ibadah prioritasnya, mengingat penghasilan yang juga terbatas.
Untuk haji, sudah kebayang bagi kita jika ada yang melaksanakan ibadah haji Furoda, haji eksklusif yang hanya jamaah yang berlebihan secara ekonomi yang bisa melaksanakan haji dengan dana ratusan juta rupiah. Ataupun saat ada yang berkurban dengan sapi limosin, sapi impor yang sangat besar, kadang besarnya melebihi satu ton. Ada rasa bangga atau kadang iri karena mereka bisa melaksanakan kedua ibadah tersebut dengan memberikan fasilitas terbaik.
Hanya saja yang harus menjadi perhatian kita bahwa, Allah Ta’alaa tak memandang dengan jalur mana kita melaksanakan ibadah haji, baik regular, plus ataupun furuda. Begitu juga dengan qurban, bukan semata karena hewan yang biasa, seperti kambing kelas E dengan harga dibawah 2 juta rupiah ataupun sapi dengan harga ratusan juta rupiah. Allah memberikan pelajaran pada kita semua, bahwa ibadah haji dan qurban adalah refleksi ketakwaan seseorang yang tak terlihat secara zhohir, namun ketakwaan yang terpendam dalam hati seseorang. Setiap ibadah harus dilakukan dengan dasar takwa, dan itulah yang memuliakan seseorang dihadapan Allah Ta’alaa.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Surat Al Hujurat Ayat 13
Allah ingatkan untuk mereka yang beribadah haji agar takwa menjadi bekal utamanya, agar mabrur bisa dicapai diujung pelaksanaan ibadah haji.
وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ
“sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”
Surat Al Baqarah ayat 197
Begitu juga untuk ibadah qurban, Allah mengingatkan
لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Surat Al Hajj Ayat 37)
Sehingga, jangan membanggakan diri ketika bisa haji dengan fasilitas terbaik atau berqurban dengan binatang sembelihan terbesar atau mahal. Begitupun sebaliknya jangan minder ketika bisa beribadah haji dengan haji regular yang berbiaya standar ataupun berqurban dengan kambing kecil dan harga seadanya. Yakinlah dengan ketakwaan, setiap rupiah yang kita keluarkan Allah akan ganjar dengan kebaikan melimpah atupun kebalikannya, tanpa ketakwaan dan keikhlasan, maka tak akan kita dapatkan kebaikan dalam catatan Allah, walaupun menjadi kebanggaan pada pandangan manusia. Allahu a’lam.
Leave A Comment