YA Allah selamatkan kami dan keluarga kami…
Tak banyak orang yang hapal do’a yang dilantunkan oleh nabi Luth ‘alaihisalam ketika melihat kaumnya mendustakan dakwahnya serta melakukan kemaksiatan berupa Liwath, yaitu homoseksual. Bahkan pelaku kemasiatan tersebut bukan hanya menolak dakwah nabi Luth ‘alaihissalam dan kaumnya dengan diancam akan dari negerinya sendiri.
Allah abadikan kisahnya dalam Al-Qur’an pada surat As Syu’aro (26) ayat 165-168:
أَتَأْتُونَ ٱلذُّكْرَانَ مِنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki diantara manusia,
وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ
Dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas
قَالُوا۟ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ يَٰلُوطُ لَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُخْرَجِينَ
Mereka menjawab: “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir.”
قَالَ إِنِّى لِعَمَلِكُم مِّنَ ٱلْقَالِينَ
Luth berkata: “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu”.
رَبِّ نَجِّنِى وَأَهْلِى مِمَّا يَعْمَلُونَ
(Luth berdoa): “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan”.
Kezholiman dan kemaksiatan yang dilakukan seperti kaum nabi Luth seakan terulang pada saat-saat ini dengan kondisi yang lebih modern tentunya. Januari tahun 2025, negara Thailand resmi melegalkan pernikahan sesama jenis. Awal Februari 2025 ini telah ditangkap 56 orang laki-laki saat melaksanakan pesta seks gay di bilangan Jakarta Selatan.
Sikap kita sebagai sorang muslim yang mengimani Al-Qur’an, ketika mendengar kamaksiatan yang dilakukan oleh pengusung LGBT ini, adalah mengembalikan kepada panduan hidup kita, yaitu Al-Qur’an dan hadits nabi Muhammad Shallahu ‘alaihiwasallam.
Pertama, Tanamkan kebencian terhadap kemaksiatan ini. Kebencian ini adalah sikap yang sangat minimal yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Sikap ini diungkapkan oleh nabi Luth ‘alaihissalam ketika menyaksikan kaumnya melakukan praktek homoseksual, seraya berkata: Luth berkata: “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu”. Sebagaimana yang tertuang dalam surat AS Syu’aro ayat 168. Rasulullah Shallahu ‘alaihiwasallam juga mengingatkan kepada kita semua:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
“Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Kedua, Berdoa agar diri dan keluarga terhindar dari perbuatan tersebut. Perbuatan maksiat mudah sekali menular, bahkan menjangkiti siapapun termasuk keluarga kita. Jika kita sudah bisa menjauhi diri dari kemaksiatan, keluarga kita belum tentu. Untuk itulah nabi Luth ‘alaihissalam berdoa kepada Allah Ta’alaa agar dirinya dan keluarganya terhindar dari perbuatan keji tersebut: “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan”.
Dan Allah juga berkata dalam Al Qur’an Surat At Tahrim ayat 6: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
Marilah kita lebih memperhatikan keluarga kita. Memberikan bekalan ilmu dan akhlak kepada mereka, sebagai ikhtiar kita menjauhi diri kita dan keluarga dari berbagai bentuk kemaksiatan yang pada akhirnya menjaga mereka dari siksa api neraka.
Semoga Allah Ta’alaa menjaga diri dan keluarga kita dari dari perbuatan keji, baik yang terang-terangan maupun tersembunyi, aamiin.
Postingan yang sangat bermakna! Semoga kita semua terinspirasi oleh pelajaran dari Nabi Luth dan senantiasa menjaga keluarga serta lingkungan kita dari hal-hal yang tidak baik. Semoga Allah SWT berikan kekuatan untuk menjaga iman dan menjalankan nilai-nilai mulia dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita terhindar dari kejahatan yang menjerumuskan pada musibah. Aamiin.