JEPANG – Menginjakkan kaki di Negeri Sakura menjadi pengalaman tak terlupakan bagi siswa SMAIT Nurul Fikri. Melalui Immersion programme Nurul Fikri (Impruf), para siswa tidak hanya belajar budaya dan bahasa Jepang, tetapi juga merasakan langsung kehidupan masyarakat lokal selama 10 hari, dari 27 Oktober hingga 5 November 2024.

Program ini dirancang untuk mempersiapkan siswa menjadi warga global yang memiliki wawasan internasional. Salah satu yang membuat program ini istimewa adalah konsep minpaku, dimana siswa tinggal bersama keluarga lokal. Mereka belajar tentang kebiasaan sehari-hari masyarakat Jepang, seperti kedisiplinan, pola hidup sehat, hingga etos kerja yang tinggi.

“Ini adalah pengalaman luar biasa. Tinggal bersama keluarga Jepang membuat kami memahami cara hidup mereka yang sangat menghargai waktu dan kerja keras,” ungkap salah satu peserta program.

Tidak hanya itu, para siswa juga berkunjung ke sekolah dan universitas terkemuka di Jepang, berinteraksi dengan siswa lokal, dan mempelajari metode pendidikan yang inovatif. Aktivitas ini memberikan wawasan baru tentang sistem pendidikan di negara maju.

Menurut Joko Prayitno, salah satu anggota tim program, Impruf memiliki tujuan besar. “Kami ingin siswa mengembangkan keterampilan sosial lintas budaya dan memahami praktik-praktik baik dari negara maju. Ini bukan sekadar kunjungan, tetapi proses pembelajaran yang mendalam,” jelasnya.

Dipilihnya Jepang sebagai destinasi bukan tanpa alasan. Negara ini terkenal dengan budaya kerja keras dan inovasinya, sehingga memberikan inspirasi bagi siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Melalui Impruf, SMAIT Nurul Fikri tidak hanya mencetak siswa yang cerdas, tetapi juga mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan global dengan membawa nilai-nilai kebaikan.