Ditulis oleh: Rusliah, S.Pd. (Guru CCEC Nurul Fikri)
Editor: Irma Siregar

Dalam bayangan saya melakukan penelitian susah sekali. Teringat ketika kuliah harus bolak-balik bimbingan dengan dosen, terasa lama dan hasilnya? Uhm… ya begitulah. Dan sekarang saya akan mengajarkan penelitian kepada anak TK. Terus, memang bisa segampang itu?

Tuntutan yang terjadi di lapangan bahwa anak harus dapat memecahkan masalah di sekitarnya, kegiatan pembelajaran yang harus HOTS (Higher Order Thinking Skills), dan saat ini banyak anak-anak TK yang kritis, menjadi penyemangat dalam melaksanakan praktik baik ini. Apalagi dengan kurikulum merdeka dan P5 menjadi modal bahwa kegiatan ini akan berhasil.

Keinginan untuk meningkatkan kemampuan siswa berpikir logis, analitis, kritis serta komunikatif tentang fenomena di sekitar anak dengan melakukan pendekatan saintifik menjadi tujuan dari kegiatan mengajarkan penelitian di TKIT Nurul Fikri yang berada di Depok, Jawa Barat.

Ada empat tahapan penelitian. Pertama, tahapan memulai penelitian, kedua mengembangkan penelitian, ketiga membuat laporan penelitian dan terakhir presentasi penelitian. Dalam pelaksanaannya, penelitian di TKIT Nurul Fikri melibatkan guru, siswa, orang tua dan pimpinan sekolah untuk memantau jalannya kegiatan.

Tahap pertama yaitu memulai penelitian. Ini adalah tahapan yang banyak campur tangan guru. Kemampuan guru dalam menstimulus anak melalui pertanyaan kritis menjadi penentu penelitian ini. Pada tahap ini adalah membantu anak menemukan masalah di sekitar dengan menstimulus rasa ingin tahu melalui membaca buku, bercerita, mendatangi tempat langsung ataupun menggunakan loose part (media material lepas) di sekitar anak. Setelah anak menemukan masalah yang menggelitik  untuk dicari jawabannya selanjutnya anak akan dibantu untuk merumuskan pertanyaan penelitian.

Nah, ternyata pertanyaan penelitian anak diluar dugaan loh! Pertanyaan seperti, “Bagaimana burung bisa terbang? Mengapa salat isya lebih malam? Mengapa bombomcar (bumper car) ditabrak tidak pecah? Ada apa di tower komunikasi dekat sekolah? Mengapa hotel lebih tinggi dari apartemen? Mengapa anak-anak suka lato-lato? Apakah listrik bisa habis? Apakah pohon bisa tinggi karena diberi air? dan masih banyak lagi. Hal ini membuktikan jika anak distimulus dengan baik akan keluar semua potensi yang ada didalam dirinya.

Tahap kedua adalah mengembangkan penelitian. Ada beberapa proses yang harus dilakukan seperti membuat desain, membuat instrumen dan mengumpulkan data penelitian. Pada tahap ini, anak mencari jawaban dari pertanyaan penelitiannya, tentunya dibantu oleh guru dan orang tua. Tahap kedua ini adalah kegiatan paling seru yang dirasakan anak. Mereka harus menentukan alat dan bahannya, melakukan pengamatan dan mencatatnya dalam lembar pengamatan. Jika informasi untuk menjawab pertanyaan dirasa kurang cukup, maka guru bersama siswa mencari lewat media internet. Anak dilatih mandiri membuat project penelitiannya dan cerdas dalam mencari informasi menggunakan teknologi digital.

Hal yang paling menyenangkan adalah ketika anak mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitiannya. Mulai dari mencari pertanyaan penelitian sampai kemudian terjawab menjadi pengetahuan tersendiri bagi anak. Tentunya tidak akan mudah hilang konsep yang didapat sampai mereka dewasa dan belajar menjadi bermakna.

Tahap ketiga yaitu membuat display penelitian. Disinilah peran orang tua sangat penting. Ayah Bunda membantu si kecil membuat display sebagai bahan untuk laporan hasil penelitian nanti. Semua data-data penelitian siswa berupa foto, lembar kerja, pada saat membuat pertanyaan, membuat instrumen dan melakukan penelitiannya semua diberikan ke orang tua untuk dibuat displaynya berupa papan gambar.

Tahap keempat adalah mempresentasikan hasil penelitian. Anak akan diminta untuk menyampaikan hasil penelitiannya didepan kelas dihadapan teman-temannya. Awalnya saya berpikir mereka akan gugup dan menangis di depan kelas ternyata diluar dugaan saya. Keberanian mereka membuktikan bahwa anak yang distimulus dengan terbiasa memecahkan masalah, dapat menjawab dengan lancar pertanyaan sesulit apapun.

“Mengapa air bisa naik keatas rumahku? Katanya air mengalir ke tempat yang rendah?” salah satu pertanyaan seorang anak kepada temannya pada saat dia mempresentasikan tentang sifat air. Jawabannya pun membuat puas semua orang. “Karena ada pompa yang menarik air ke atas.” terang si anak. MasyaAllah, begitu bermaknanya pembelajaran penelitian buat anak. Tanpa harus menghafal, tanpa harus mendengarkan ceramah panjang lebar tentang ciri air mereka mendapatkan ilmunya dengan mudah.

Nah, dengan empat tahapan itu, mengajarkan penelitian di TK menjadi semudah itu. Apalagi yang ditunggu? Yuk, ajarkan anak tentang penelitian. Pelajaran jadi menarik, menyenangkan dan bermakna. Mau lihat langsung bagaimana pembelajarannya tentang penelitian? Yuk, Ayah Bunda silakan berkunjung ke TKIT Nurul Fikri dan rasakan bedanya.