Tak ada orang yang bebas dari masalah. Bukan hanya saat hidup, setelah kematian pun manusia akan senantiasa menghadapi masalah sebelum dirinya masuk surga Allah Ta’alaa.
Hidup adalah perjuangan mencapai cita-cita dan menyelesaikan masalah, sehingga kita harus senantiasa meningkatkan kapasitas diri kita agar dapat menyelesaikan tantangan hidup kita yang kadang menjadi masalah bagi sebagian orang, bukan tantangan.
Tak sedikit orang yang akhirnya pesimis ketika menghadapi masalah yang dihadapinya, apalagi jika dipandang lebih besar masalahnya dari pada kemampuannya untuk menyelesaikan.
Sebagai seorang mukmin yang meyakini keberadaan Allah yang maha penolong, seharusnya dapat menghindarkan diri dari sifat pesimis apalagi putus asa. Allah melarang kita berputus asa dari Rahmat dan pertolongan-Nya sebagaimana nasihat Ya’qub kepada anak-anaknya ketika menyuruhnya mencari Yusuf yang belum ditemukan.
Qur’an, Surat Yusuf Ayat 87:
وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ
“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.
Sebagai orang yang dicintai Allah, para Nabi dan Rasul pun tak lepas dari masalah dalam kehidupannya, apalagi kita sebagai manusia biasa yang banyak salah dan lupa.
Allah uji kita semua dengan berbagai macam ujian kehidupan baik kebaikan maupun keburukan yang kita terima pada hakikatnya adalah ujian Allah. Allah Ta’alaa menguji rasa syukur ketika kita diberikan kenikmatan, sehingga tak sedikit yang mengkufuri nikmat Allah dan lupa dengan Allah karena disibukkan dengan kenikmatan dunianya. Ataupun kebalikannya, ada yang diuji dengan keburukan, kesulitan, penyakit, kematian, kehilangan harta atau orang yang disayangi, dan berbagai bentuk masalah agar tampak dalam diri kita sifat kesabaran.
Qur’an, Surat Al-Anbiya:35
وَنَبۡلُوۡكُمۡ بِالشَّرِّ وَالۡخَيۡرِ فِتۡنَةً ؕ وَاِلَيۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.”
Belajar dari kisah Nabi Yunus ‘alaihissalam, maka kita diajarkan salah satu dzikir yang dilantunkannya ketika berada pada masalah yang sangat sulit yaitu ditelan ikan paus dan seakan tak ada lagi jalan keluar kecuali dengan kekuasaan Allah.
وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ
“(Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, ‘Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim’.”
Rasulullah juga mengungkapkan bahwa doa Nabi Yunus ‘alaihissalam juga dapat digunakan oleh seorang muslim sebagai permohonan saat menghadapi masalah dan kesulitan.
دَعْوَةُ ذِى النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِى بَطْنِ الْحُوتِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ
“Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: ‘Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin’ Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah, melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR At Tirmidzi)
Mari kita baca, hapalkan, dan amalkan doa tersebut, agar Allah memberikan pertolongan pada kita untuk terbebas dari masalah yang menggelayuti kita, Aamiiin.
Leave A Comment