Ingatkah tentang kisah nabi Nuh ‘Alaihissalam? Seorang nabi yang Allah kategorikan ulul azmi, mereka yang sangat luar biasa kuat komitmennya dalam mensyiarkan agama Allah ini. Allah mengabadikan salah satu doa yang beliau panjatkan ketika bersama dengan kaumnya mengarungi banjir besar yang sangat dahsyat. Beliau berserah diri kepada Allah agar diberikan tempat tinggal terbaik.

وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِى مُنزَلًا مُّبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ

“Ya Tuhanku, tempatkanlah aku di mana pun yang Engkau kehendaki pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat dan pemberi kemuliaan bagi hamba-Mu.”
(QS. Al-Mukminun: 29)

Nabi Nuh ‘Alaihissalam meminta agar diberikan tempat tinggal yang berkah. Tempat tinggal yang akan menghadirkan kebaikan untuk para penghuninya. Karena makna dari berkah adalah bertambahnya kebaikan.

Rumah, sebagai tempat tinggal seharusnya bisa menghadirkan ketenangan jiwa bagi para penghuninya, sehingga membuat mereka betah dan nyaman di dalamnya. Alangkah bahagianya jika seorang ayah atau suami merasakan kenyamanan di dalam rumahnya, jika ia berada di luar rumah karena kerja atau juga kantor ia akan merasakan kerinduan untuk berada di rumah, memiliki kemauan pulang ke rumah karena kenyamanannya tersebut sehingga agenda di rumah menjadi prioritas dalam kehidupannya.

Rumah yang berkah akan menjadikan seorang ibu akan merasa nyaman di dalam rumah sehingga tak menyibukkan dengan kegiatan luar rumah yang kadang menyita perhatian bahkan kadang abai terhadap tugasnya sebagai orang tua bagi anak-anaknya atau sebagai istri dari suaminya.

Jika anak akan merasa nyaman di dalam rumah, ia tak akan berlama-lama aktivitas di luar rumah karena ketenangan di dalam rumah lebih ia rasakan daripada bermain atau nongkrong dengan teman-temannya.

Mengapa saat ini sering kita dengar anak yang pergi dari rumah, orang tua yang sibuk dengan kegiatan luar rumahnya sampai kurang perhatian kepada anak-anaknya? Banyak KDRT, kasus perceraian, dan peristiwa negatif lainnya. Bisa jadi hal tersebut karena keberkahan yang tercabut dari rumahnya. Na’udzu billah!

Salah satu hilangnya keberkahan adalah karena jauhnya kita dari Allah Ta’alaa, jarangnya rumah kita terdengar dzikir, do’a, sholawat ataupun tilawah Al Qur’an. Padahal jika rumah kita jauh dari zikir, maka setan akan menguasai rumah kita dan mudah sekali membisikkan dan menggoda kita melakukan hal-hal yang jauh dari ridho Allah ta’alaa.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ

“Jika seseorang memasuki rumahnya lantas ia menyebut nama Allah saat memasukinya, begitu pula saat ia makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Kalian tidak ada tempat untuk bermalam dan tidak ada jatah makan.”

Ketika ia memasuki rumahnya tanpa menyebut nama Allah, setan pun mengatakan (pada teman-temannya), “Saat ini kalian mendapatkan tempat untuk bermalam.” Ketika ia lupa menyebut nama Allah saat makan, maka setan pun berkata, “Kalian mendapat tempat bermalam dan jatah makan malam.” (HR. Muslim no. 2018).

Semoga Allah jadikan rumah kita-rumah yang berkah, selalu hadir kebaikan untuk semua anggota keluarga kita, aamiin.